Faktapalembang.id, NASIONAL – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis rangkuman data kebencanaan yang terjadi selama periode 25 hingga 26 Desember 2025. Berdasarkan laporan yang dihimpun dari daerah, kejadian banjir dan angin kencang mendominasi peristiwa bencana di sejumlah wilayah, khususnya di Pulau Jawa.
Peristiwa cuaca ekstrem ini tercatat melanda Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, hingga Jawa Barat. Salah satu dampak paling fatal terjadi di Kota Probolinggo, Jawa Timur. Hujan deras disertai angin kencang yang terjadi pada Kamis (25/12) sore menyebabkan pohon tumbang di Jalan Mastrip, Kelurahan Kedopok.
Insiden tersebut menimpa seorang warga Kelurahan Pakistaji, Kecamatan Wonoasih, yang sedang melintas hingga meninggal dunia. Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat bersama instansi terkait langsung melakukan evakuasi korban dan pembersihan area.
Dampak Kerusakan di Jawa Tengah
Selain di Jawa Timur, cuaca ekstrem juga menerjang Jawa Tengah. Di Kabupaten Pati, angin kencang merusak 56 rumah warga di Desa Gebang, Kecamatan Gabus, pada Jumat (26/12). Kerusakan meliputi 16 rumah rusak ringan, 38 rusak sedang, dan 2 rusak berat.
Sementara itu, di Kota Semarang, hujan deras menyebabkan tanggul jebol di Kelurahan Wonosari, Kecamatan Ngaliyan. Akibatnya, banjir merendam permukiman dan berdampak pada 980 Kepala Keluarga (KK) atau sekitar 2.640 jiwa.
Banjir juga dilaporkan terjadi di Kabupaten Grobogan yang merendam akses jalan utama dan fasilitas pendidikan di Kecamatan Purwodadi dan Pulokulon. Petugas melakukan penyedotan air di gudang Bulog Desa Kranggan untuk meminimalisir dampak.
Banjir di Jawa Barat Belum Surut
Di Provinsi Jawa Barat, kejadian banjir dan angin kencang juga menyisakan dampak signifikan. Di Kabupaten Cirebon, banjir merendam Kecamatan Plumbon dan Kedawung sejak Kamis (25/12). Hingga Jumat (26/12), air setinggi 10 hingga 50 sentimeter masih menggenangi area tersebut, berdampak pada 406 KK.
Kondisi serupa terjadi di Kabupaten Subang. Meluapnya Sungai Ciasem dan Cijengko merendam permukiman di Desa Dukuh, Kecamatan Ciasem. Selain berdampak pada 168 KK, banjir juga merendam 280 hektare lahan pertanian.
Merespons rentetan bencana hidrometeorologi ini, BNPB meminta masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama terhadap potensi pohon tumbang dan luapan air saat hujan deras.
“Merespon berbagai kejadian bencana tersebut, BNPB mengimbau kepada masyarakat dan pemerintah daerah tetap waspada dan meningkatkan kesiapsiagaan serta mengurangi dampak kejadian angin kencang dan banjir yang diakibatkan oleh curah hujan tinggi,” tulis BNPB dalam keterangan resminya.













