Presiden Tajikistan Kecam Keras Serangan Drone ke Kediaman Vladimir Putin

Presiden Tajikistan Emomali Rahmon. (Doc. Ist)

Faktapalembang.id, INTERNASIONAL – Presiden Tajikistan, Emomali Rahmon, secara resmi menyampaikan kecaman keras terkait insiden serangan drone yang menyasar kediaman Presiden Rusia, Vladimir Putin, di wilayah Novgorod. Pernyataan tegas ini disampaikan Rahmon melalui sambungan telepon langsung kepada Putin.

Sikap resmi pemerintah Tajikistan ini dirilis oleh kantor kepresidenan pada Rabu (31/12). Dalam komunikasinya, Rahmon menilai aksi militer tersebut sebagai tindakan yang dapat memperkeruh situasi geopolitik yang sedang memanas.

“Dalam percakapan telepon [dengan Putin], Presiden Tajikistan mengecam keras serangan UAV [unmanned aerial vehicle] terhadap kediaman Presiden Rusia Putin di Wilayah Novgorod,” bunyi pernyataan resmi kantor kepresidenan Tajikistan.

Kekhawatiran Ganggu Proses Damai

Rahmon menyoroti dampak strategis dari serangan drone tersebut. Menurut pernyataan itu, serangan militer yang diduga dilakukan oleh Ukraina terhadap kediaman Putin berpotensi besar mengganggu jalannya perundingan perdamaian di Ukraina yang tengah diupayakan berbagai pihak.

Terkait detail insiden, Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, sebelumnya menuduh Ukraina telah melancarkan serangan masif menggunakan 91 unit drone pada Minggu malam. Lavrov mengklaim sistem pertahanan Rusia berhasil mematahkan serangan tersebut. Ia menyebut seluruh drone berhasil dihancurkan dan tidak menimbulkan korban jiwa maupun kerusakan akibat puing-puing yang jatuh.

Saling Tuding Antara Moskow dan Kiev

Ketegangan semakin memuncak setelah Juru Bicara Presiden Rusia, Dmitry Peskov, memberikan respons keras. Ia menambahkan bahwa upaya Ukraina menyerang kediaman Presiden Rusia merupakan aksi terorisme yang bertujuan menghambat proses perundingan.

Di sisi lain, tuduhan Moskow tersebut mendapat bantahan dari Kiev. Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, menegaskan bahwa narasi yang dibangun Rusia justru merusak semua kemajuan yang telah dicapai dalam perundingan dengan Amerika Serikat. Zelenskyy menilai tudingan tersebut kontraproduktif terhadap upaya diplomasi yang sedang berjalan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *