NASIONAL – Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi menyatakan bahwa sebagian tuntutan yang disuarakan buruh pada peringatan Hari Buruh Internasional (May Day) sudah mulai dikerjakan oleh pemerintah. Salah satu fokus utama yang sedang dirumuskan adalah upaya mitigasi PHK.
“Beberapa dari tuntutan sesungguhnya sedang kita kerjakan ya, salah satunya berkenaan dengan mitigasi PHK. Kita intensif dalam beberapa minggu terakhir ini untuk merumuskan substansi apa yang sebaiknya masuk di dalam proses mitigasi PHK,” kata Prasetyo saat ditemui di kawasan Monas, Jakarta Pusat, Kamis (1/5).
Diketahui, Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) menyampaikan enam tuntutan utama dalam aksi May Day tahun ini. Tuntutan tersebut meliputi penghapusan sistem kerja outsourcing, pembentukan Satgas PHK, pemberian upah layak, pengesahan RUU Ketenagakerjaan baru, perlindungan terhadap pekerja rumah tangga melalui RUU PPRT, serta pemberantasan korupsi dengan mengesahkan RUU Perampasan Aset.
Prasetyo menjelaskan bahwa saat ini pemerintah tengah menggodok substansi hukum terkait pembentukan Satgas Perluasan Kesempatan Kerja dan Mitigasi PHK. Tujuan dari satgas ini bukan hanya menangani kasus pemutusan kerja secara reaktif, tetapi juga menciptakan strategi pencegahan dari sektor hulu.
“Inginnya sejak hulu kita rancang sedemikian rupa, di situ sebenarnya kalau bicara tuntutan beberapa sudah kita kerjakan. Tapi kalaupun ada di antara enam tuntutan itu yang belum kita kerjakan oleh kita bersama-sama, pasti akan ditindaklanjuti, pasti akan kita pelajari,” ujar Prasetyo.
Satgas Mitigasi PHK ini merupakan bagian dari tiga satuan tugas baru yang disetujui Presiden Prabowo Subianto setelah melakukan negosiasi kebijakan tarif resiprokal dengan pejabat tinggi Amerika Serikat.
Dalam peringatan May Day tahun ini, Presiden Prabowo dijadwalkan hadir dan memberikan pidato langsung di hadapan ratusan ribu buruh yang memadati kawasan Monas, Jakarta Pusat.
“Bapak Presiden langsung merespons dan Insyaallah besok beliau akan hadir dalam acara peringatan Hari Buruh Internasional,” kata Prasetyo saat ditemui usai acara silaturahmi bersama serikat pekerja di Kompleks Parlemen, Rabu (30/4).
Prasetyo menambahkan, Presiden Prabowo memandang bahwa buruh merupakan pilar utama dalam perekonomian nasional. Oleh karena itu, kerja sama antara pemerintah, sektor industri, swasta, dan pekerja sangat penting untuk membangun ekonomi yang berkeadilan.